SALAM DAKWAH --
Dalam riwayat Imam Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW
menceritakan: “Suatu hari, seseorang melakukan perjalanan
untuk mengunjungi saudaranya yang tinggal di suatu negeri. Maka Allah mengutus
malaikat untuk mencegatnya di suatu tempat di tengah-tengah perjalanan. Ketika
orang tersebut sampai, malaikat itu bertanya, “Hendak ke manakah engkau, wahai
hamba Allah?”
“Aku hendak mengunjungi saudaraku yang tinggal di negeri ini,” jawab orang itu.
“Aku hendak mengunjungi saudaraku yang tinggal di negeri ini,” jawab orang itu.
Malaikat
bertanya lagi; “Apakah kamu punya kepentingan duniawi yang
diharapkan darinya?”
Orang itu menjawab;
“Tidak, kecuali sebab aku mencintainya karena Allah.”
Malaikat
itu lantas mengabarkan; “Sesungguhnya
aku adalah utusan Allah, yang dikirim kepadamu untuk menyampaikan bahwa Allah
telah mencintaimu seperti engkau mencintai saudaramu itu.”
SubhanAllah.
Menjulurkan
cinta karena Allah, penyebab kita menjadi kekasih-Nya. Di dunia kita mendapati
cinta-Nya. Di akhirat beraneka kebaikan dan kenikmatan tiada tara telah Allah
persiapkan.
Kalau Allah sudah mencintai hamba-Nya, Allah akan memberi lebih dari apa
yang diminta.
Bahkan
disebut dalam sebuah riwayat lain, “Orang-orang
yang saling cinta karena Allah, maka kelak akan mendapatkan naungan istimewa di
Hari yang tidak ada naungan kecuali naungan dari-Nya.”
Jadi
jerih payah kebaikan karena cinta, bukan hanya didapat saat kita di dunia saja,
tapi juga melintasi hingga di akhirat.
“Katakanlah:
"Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS Ali Imran [3]: 31).
“Sesungguhnya di antara hamba-hamba
Allah terdapat orang-orang yang bukan nabi dan bukan pula syuhada,”
ujar Rasulullah sebagaimana dibawakan dalam hadis oleh Imam Abu Daud. “Bahkan para nabi dan syuhada cemburu
pada mereka di akhirat nanti, disebabkan kedudukan yang diberikan Allah kepada
mereka.”
Para
sahabat penasaran, lantas bertanya kepada Rasulullah SAW. “Siapakah mereka ya
Rasulullah?”
Rasul
menjelaskan; “Mereka itu
adalah segolongan manusia yang saling mencintai karena Allah. Bukan karena kekerabatan
dan darah. Bukan pula karena pemberian harta.”
“Demi Allah, wajah mereka pada hari itu bersinar cemerlang dan mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak merasa khawatir saat manusia lain ketakutan. Dan mereka tidak bersedih ketika manusia lain berduka.”
“Demi Allah, wajah mereka pada hari itu bersinar cemerlang dan mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak merasa khawatir saat manusia lain ketakutan. Dan mereka tidak bersedih ketika manusia lain berduka.”
ALLAHU AKBAR.
Beruntunglah kita yang menjalin persahabatan dan pertemanan karena
Allah. Interaksi apa pun dan di tempat mana pun, yang mengikat di hati dan
kesadaran kita tidak lain menjulur cinta karena-Nya. Wallahu
a’lam.
0 komentar:
Post a Comment