Showing posts with label be smart. Show all posts
Showing posts with label be smart. Show all posts

Monday, July 21, 2014

Apakah Kamu Bangga dengan Identitas ke-Islamanmu?


Betapa bahagianya hati seorang laki-laki dari Kabilah Ghifar, Abu Dzar al-Ghifari, ketika baru memeluk Islam. Sahabat yang menjadi orang keenam masuk Islam itu ternyata lebih ekstrem dibanding saudara-saudara se-Islamnya yang lain.

Mereka yang memeluk Islam akan ditindas dan disiksa. Untuk itulah, Rasulullah SAW meminta para sahabat ketika itu untuk menyembunyikan ke-Islamannya, termasuk, juga kepada Abu Dzar.

Kembalilah kepada kaummu sampai ada perintahku nanti,” pinta Rasulullah SAW kepada pria bernama asli Jundub bin Junadah itu.

Namun, gelora hidayah Islam di dadanya membuat semangatnya meluap-luap. Kebahagiaannya telah memeluk Islam seakan ingin ia beritahukan kepada seisi bumi.

Ia ingin dikenal sebagai seorang Muslim. “Demi Tuhan yang menguasai jiwaku, aku takkan kembali sebelum meneriakkan Islam di depan Ka’bah, ”pintanya kepada Rasulullah SAW.

Ia pun menuju Haram dan menyerukan syahadat dengan suara lantang. Spontan saja, masyarakat jahiliyah Makkah ketika itu langsung mengerubungi si pencari gara-gara tersebut. Hal terburuk sudah bisa ditebak. Ia babak belur dihajar massa dan nyaris tewas.

Begitulah kebanggaan seorang Abu Dzar dengan Islamnya. Jangankan cemoohan atau hinaan, kemungkinan terburuk yang akan merenggut nyawanya pun tak ia perhitungkan lagi. Baginya, menjadi seorang Muslim merupakan suatu kebanggaan.

Hal berbeda terlihat jelas antara Abu Dzar dan pemuda sekarang. Sungguh susah menemukan para pemuda yang bangga menyandang predikat sebagai seorang Muslim. Mereka malu mengenakan aksesori Islam. 

Katakanlah hanya sekadar mengenakan pakaian Muslim, berbaju koko, memakai peci atau kopiah, atau sekadar mengucapkan salam.

Hal tersebut mereka nilai kampungan dan tabu. Terlebih lagi, jika mereka melakukan semua itu, mereka benci bila disebut orang alim.

Demikian juga dengan para Muslimah. Mereka malu memakai jilbab lantaran takut mendapat cemoohan orang.

Takut tidak terlihat cantik, takut tidak dilirik lawan jenis, atau takut tidak mendapatkan teman. Sebenarnya, mereka malu membawa Islam dalam kesehariannya.
Para orang tua lebih bangga menyekolahkan anak-anaknya di sekolah elite bertaraf internasional ketimbang pondok pesantren. Mereka lebih suka anak-anaknya jago fisika dan kimia ketimbang hafiz Alquran.

Hanya memberi prioritas pada dunia tanpa memberi porsi yang seimbang pada pengetahuan Islam. Sekolah agama dinilai tak berarti apa-apa untuk bekal anaknya kelak.
Ketika umat Islam sudah malu mengusung Islam dalam kehidupannya, justru ketika itulah Allah SWT menghinakan mereka.

Niat hati ingin terlihat elite karena mengikuti gaya hidup Barat yang katanya modern, tapi secara tidak sadar ia sudah menghinakan diri sendiri.

Bukankah Umar bin Khattab RA pernah berpesan, “Kita adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah SWT dengan Islam. Jika kita mencari kemuliaan selain daripada Islam maka kita akan dihina oleh Allah SWT.”

Rasulullah SAW sudah meramalkan umatnya suatu saat nanti akan dihinakan kaum kafir. Rasulullah SAW mengibaratkan umatnya pada akhir zaman seperti makanan lezat yang diperebutkan orang kafir.

Apakah umat Islam waktu itu sedikit, wahai Rasulullah?” tanya salah seorang sahabat.

Bahkan, jumlah kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi, keadaan kalian seperti buih di lautan,” jawab Rasulullah. (HR Abu Daud).

Penyebabnya, umat Islam mengalami krisis kebanggaan terhadap agama mereka. Mereka mengejar dunia dan melupakan akhirat.

Penyakit seperti ini dinamakan Rasulullah SAW dengan sebutan wahn. ”(Wahn  itu) cinta kepada dunia dan takut mati,” sabda Rasulullah (HR Abu Daud).

Lihatlah bagaimana jayanya Islam dahulu. Pada abad pertengahan, seluruh aspek kehidupan dikuasai umat Islam saat itu. Para ilmuwan dan cendekiawan semuanya berasal dari umat Islam.

Lihatlah betapa agungnya arsitektur peninggalan zaman keemasan Islam, mulai dari Cordoba (Spanyol), Persia, sampai peninggalan Wali Songo di Indonesia.

Semuanya menjadi bukti keagungan Islam. Rahasianya, karena kebanggaan mereka mengusung Islam sebagai sumber gaya hidup, hukum, dan seluruh aspek kehidupan mereka.

Umat Nabi Muhammad SAW adalah umat terbaik yang pernah ada di muka bumi. Seperti firman Allah SWT, “Kalian (umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi umat manusia (karena) kamu menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran [3]: 110).

Untuk itulah, tak perlu merasa malu maupun rendah diri ketika mengusung Islam. Bawalah Islam dalam setiap aspek kehidupan kita. Praktikkanlah seluruh nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah, dengan itulah Allah memuliakan kita.

Sebagaimana firman Allah, “Janganlah kamu merasa hina dan jangan pula kamu bersedih hati. Kamulah yang paling tinggi derajatnya jika kamu orang-orang yang beriman.'' (QS Ali Imran [3]: 139).


Sumber : Republika.co.id

Thursday, July 10, 2014

Tips Melatih Anak Kecil Berpuasa

Tips Melatih Anak Kecil Berpuasa


Sahabat Keluarga Salam Dakwah yang dirahmati ALLAH,

Generasi salaf adalah generasi teladan. Muslim maupun muslimahnya, orang dewasa maupun anak kecilnya, dalam perkara ibadah maupun muamalah.

Melatih anak kecil yang belum mukallaf untuk turut beribadah bersama kaum muslimin agak sulit, namun berikut salah satu cara melatih agar anak bisa belajar berpuasa.

Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz; dia berkata, “Rasulullah mengutus untuk mengumumkan pada pagi hari asyura’ di wilayah kaum Anshar yang berada di sekitar kota Madinah.

Barang siapa yang pagi hari ini berpuasa, hendaklah menyelesaikannya. Barang siapa yang tidak berpuasa (sudah sarapan), hendaknya menahan (makan dan minum) sampai selesai.’

Setelah adanya pengumuman itu, kami berpuasa dan mengajak anak-anak untuk melaksanakan puasa. Kami juga mengajak mereka ke masjid dan memberikan mereka mainan dari kulit (wol). Jika mereka menangis karena lapar, kami menyodorkan mainan sampai waktu berbuka puasa tiba.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Meski anak-anak tersebut masih kecil, ternyata masih ada orang besar yang kalah dari mereka.


Kasihan, ‘kan masih kecil

Di sinilah perlunya orang tua bersikap jeli. Setiap anak dikaruniai kemampuan jasmani maupun rohani yang berbeda. Oleh sebab itu, orang tua hendaklah mampu menyadari seberapa siapkah anak mereka untuk dilatih berpuasa. Tidak menutup kemungkinan seorang anak berusia 3 tahun sudah mampu menahan lapar dan dahaga sejak terbit fajar hingga matahari terbenam. Sebaliknya, boleh jadi ada anak berusia 6 tahun yang hanya mampu berpuasa “beduk” (latihan berpuasa sampai waktu zuhur).

Sepatutnya orang tua menanamkan kepada anak tentang rasa cinta terhadap ibadah kepada Allah. Anak yang tumbuh dengan asuhan demikian, insyaAllah akan menyemai manisnya iman kala ia dewasa nanti. Bila orang tua memaksa anak untuk berpuasa di luar batas kemampuan si anak, ibadah yang sejatinya indah malah berubah jadi rasa susah.

Jika orang tua sukses dalam ajang latihan ini, tentu tak perlu risau dengan komentar, “Kenapa sudah diajak puasa? Kasihan, ‘kan dia masih kecil.”


Penghibur hati selain mainan wol

Dunia anak itu berwarna-warni. Bagai pelangi.

Niat orang tua untuk meraih ridha Allah pasti akan dibuktikan dengan usaha yang cerdas, tanpa emosi yang kembang-kempis. Kita tengok generasi salaf; mereka buatkan mainan penghibur hati bagi si buah hati. Tujuannya? Tentu untuk mengalihkan perhatian si kecil dari makanan dan minuman.

Pandai-pandailah melihat kecenderungan anak. Di zaman shahabat, mainan wol mungkin sudah yang termanis untuk anak-anak. Adapun di zaman sekarang, sesuaikan dengan keadaan. Jika anak Anda senang ikut memasak dengan Anda, izinkan dia ikut serta bersama Anda di dapur. Jika anak Anda suka dibacakan buku cerita, luangkan waktu menemaninya. Pastinya perlu kita ingat selalu, penghibur bagi anak mestilah sesuatu yang tidak melanggar batasan syariat Allah Ta’ala.


Sahur bergizi, iftar bernutrisi

Anda tak perlu takut anak Anda kekurangan gizi gara-gara berpuasa sehari penuh. Yang harus dilakukan adalah menyediakan menu sahur yang bergizi serta iftar yang bernutrisi. Jangan asal enak tapi tak sehat. Jangan pula asal kenyang tapi miskin kandungan gizi. Seimbangkan menu sahur dan buka puasanya: nasi dan lauk pauk (sayur, ikan, tempe, tahu, ayam, atau daging), susu, kurma, serta pilihan makanan dan minuman sehat-bernutrisi lainnya.

InsyaAllah raga anak tak ‘kan sengsara. Bahkan bisa jadi badannya malah jadi lebih bugar karena waktu makannya yang lebih teratur (sahur dan iftar). Apalagi bila Anda tambahkan dengan camilan sehat secukupnya pada malam hari, seperti buah atau bubur kacang hijau.

Latih secara bertahap
Berpuasa memerlukan kesiapan fisik dan mental. Jika ingin melatih anak kecil berpuasa, lakukan secara bertahap:
1. Jika orang tua berpuasa senin dan kamis, anak bisa diajak serta.
2. Uji coba dengan puasa ”beduk”. Jika anak masih kuat, lanjutkan puasanya hingga penuh sehari.
3. Lebih kerap memberi kalimat motivasi, Enak ya puasa.” ”Allah sayang orang Islam yang rajin puasa.” ”Kita puasa supaya dapat banyak pahala. Kalau pahala tambah banyak, insyaAllah kita bisa masuk surga. Di surga itu enak, banyak teman yang baik-baik.
4. Sajikan hidangan kegemaran anak sebagai menu berbuka untuknya. Ketika menyiapkan hidangan tersebut, sampaikan kepadanya, InsyaAllah kita makan ini kalau berbuka puasa nanti.
5. Ketika berbuka, motivasi anak dengan nikmatnya berbuka setelah berjuang berpuasa sehari penuh, Alhamdulillah, enak ya kita bisa buka puasa. MasyaAllah, anak Ummi hebat! Kapan-kapan insyaAllah kita puasa lagi ya.”

Tantangan dan solusinya

Membangunkan sahur
- Tidurkan lebih awal pada malam sebelumnya, sembari ingatkan, ”Besok insyaAllah kita semua akan bangun makan sahur.”
- Bangunkan anak secara perlahan dan lembut. Bila perlu, gendong dia hingga ke tempat makan. Jangan jemu membujuknya untuk makan sahur.
- Setelah bangun, ajak anak mencuci tangan dan muka, supaya tubuhnya lebih segar.
- Ajak berbincang supaya kantuknya hilang.

Menahan keinginannya untuk menyentuh makanan dan minuman saat kita tidak melihat.
1. Ingatkan bahwa Allah Maha Melihat.
2. Perhatikan kondisi fisiknya. Indikator yang mungkin dipakai: masih kuat bermain dan berlari-lari atau tidak.
3. Jika anak terlihat lemas, jangan paksa dia berpuasa. Namun jika terlihat masih kuat, semangati dia dengan janji pahala dan kecintaan dari Allah.
4. Dari hari ke hari, seiring semakin seringnya anak berlatih puasa, insyaAllah dia akan lebih mudah mengendalikan dirinya saat melihat makanan dan minuman sebelum waktu berbuka tiba.
5. Selain itu, fisiknya lebih terbiasa, sampai-sampai kemungkinan anak akan tetap penuh energi bermain meski sedang berpuasa.

Belum bisa membedakan waktu zuhur, ashar, dan maghrib (ada sebagian anak yang mungkin mengira bahwa ”azan” adalah pertanda boleh berbuka).

1. Ajarkan anak tentang waktu-waktu shalat (shubuh, zuhur, ashar, maghrib, dan isya).
2. Sampaikan bahwa orang boleh berbuka bila azan maghrib sudah berkumandang.
3. Seiring seringnya anak berlatih puasa, insyaAllah dia akan semakin pandai membedakan waktu-waktu tersebut.
4. Ingatkan bahwa yang menjadi tanda waktu berbuka adalah azan maghrib. Jadi, meski makanan dan minuman sudah dihidangkan di meja beberapa menit sebelum itu, dia belum boleh makan dan minum. Dia mesti menunggu sampai azan berkumandang.

Rajin puasa, mesti rajin shalat juga

Masa melatih anak berpuasa sekaligus bisa jadi kesempatan emas untuk melatihnya disiplin shalat fardhu lima waktu. Jelaskan kepada anak bahwa percuma saja orang berpuasa bila tak shalat. Meski anak kecil memang belum mukallaf, tapi akan sangat baik bila sejak belia mereka telah paham tentang betapa pentingnya shalat dalam Islam.

Selain shalat, anak juga bisa diperkenalkan dengan berbagai amal shalih yang lain, seperti membaca Al-Quran dan banyak berzikir serta beristighfar.

Hadiah di balik kertas kado

Tiba saatnya Anda tunjukkan kebahagiaan Anda atas keberhasilannya berpuasa. Bentuknya bisa berupa ucapan, “Alhamdulillah. Hari ini anak Ummi bisa berpuasa sehari penuh. Ummi bahagia.” Bisa pula berupa hadiah yang dibungkus manis dengan kertas kado. Boleh juga bila hadiah itu berbentuk rekreasi ke pantai, ke taman bermain, atau ke kebun binatang.

Sudah terbukti

Para Pembaca yang kami hormati, tulisan ini disajikan tentunya berlatar bukti yang sudah terjadi. Alhamdulillah – atas pertolongan Allah – ternyata ada anak-anak kaum muslimin yang berhasil berpuasa pada usia 3 tahun, bahkan ada pula yang lebih muda dari itu. Yang membuat kita lebih bersyukur lagi, puasa hamba-hamba Allah yang masih sangat belia ini ternyata berlangsung sejak fajar terbit sampai tenggelamnya mentari. Ini berlangsung selama berhari-hari, baik pada bulan Sya’ban, sebulan penuh Ramadhan, bahkan enam hari pada bulan Syawal.

Jumadil Akhir sudah tiba; kesempatan untuk mulai berlatih berpuasa terbuka lebar untuk buah hati Anda. Semakin mendekati Rajab, kemudian Sya’ban, hingga tiba pada Ramadhan, insyaAllah. Gandeng tangannya menuju kecintaan dalam ibadah kepada Allah. Hingga suatu hari telinga Anda berkesempatan mendengar dari lisannya, “Ummi, saya senang puasa.” “Abi, saya senang makan sahur.” “Ummi, besok insyaAllah kita puasa lagi ya ….

Selalulah jaga keikhlasan Anda sebagai orang tua, jauhkan dari rasa riya’ dan sum’ah, hindari sikap pamer dihadapan manusia. Bahagia atas amal shalih sang buah hati adalah rahasia manis yang Anda simpan di hati. Berdoalah kepada Allah agar anak-anak Anda menjadi penyebab Anda bisa menghuni surga Firdaus, tanpa hisab dan tanpa azab.

Segala kemudahan datang dari Allah. Tiada daya dan upaya melainkan atas pertolongan Allah ‘Azza wa Jalla.

Marji’ Shahih Al-Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah.

Penulis : Athirah Ummu Asiyah/Muslimah

Sumber : Voa-Islam.com

Sunday, May 18, 2014

Berjabatan Tangan Menggugurkan Dosa

berjabatan tangan menggugurkan dosa

SubhanAllah walhamdulillah sahabat sholehku,

inilah "amila qoliilan wa ujiro katsiron" amalnya ringan tetapi ganjarannya sangat besar. Abang yaqin kalian sangat ingin tahu amal inikan?

Simaklah nasehat RASULULLAH, "Bila seorang muslim bertemu dengan saudaranya sesama muslim, lalu menjabat tangannnya, maka dosa keduanya akan berguguran sebagaimana daun-daun yang berguguran dari sebatang pohon yang kering pada hari ketika terjadi angin ribut. Jika tidak maka keduanya akan diampuni meskipun dosa mereka sebanyak buih di lautan (HR Thabrani).

SUBHANALLAH, indahkan Islam itu sahabat sholehku, kini saatnya tidak lagi menganggap biasa jabat tangan apalagi sampai meremehkan!

Ya Allah, Hiasilah hati kami dengan Ridho dan Berkah-Mu. Aamin.

Friday, March 7, 2014

Amalan Hebat Ramadhan

amalan hebat Ramadhan

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu..

Sahabat shalehku yang dirahmati ALLAH, sebagai bulan bertabur kebaikan dan keberkahan, saatnya dengan penuh keikhlasan dan atas dasar iman, hidupi Ramadhan dengan amalan-amalan berikut ini :

1. Shiyam (Puasa).
Rasulullah Saw bersabda, “Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat.”

Allah Swt berfirman, “Kecuali puasa, sungguh dia bagian-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, karena (orang yang berpuasa) dia telah meninggalkan syahwatnya dan makannya karena Aku.”

Disebut dalam hadits lain, “Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; gembira ketika berbuka puasa dan gembira ketika berjumpa Tuhannya dengan puasanya.”

Hadits lain menegaskan, “Dan sesungguhnya bau tidak sedap mulutnya lebih wangi di sisi Allah daripada bau minyak kesturi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Qiyamu Ramadhan, yaitu shalat malam atau shalat tarawih.
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Siapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Allah Swt berfirman, “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (al-Furqan [25] : 63-64).

3. Sedekah.
Rasulullah adalah manusia paling dermawan, dan beliau lebih dermawan saat berada di bulan Ramadhan. Beliau menjadi lebih pemurah dengan kebaikan daripada angin yang berhembus dengan lembut.

Beliau bersabda, “Sedekah yang paling utama adalah sedekah pada bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi)

4. Taddabur Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah mukjizat yang Allah jaga hingga hari kiamat. Sudah selayaknyalah kita bersungguh-sungguh dalam membaca, mengkaji, dan mengamalkan kandungan isi dari Al-Qur’an.

Ramadhan dan Al-Qur’an merupakan pasangan yang erat dimuliakan. Al-Qur’an dimuliakan dengan diturunkan pada bulan Ramadhan, juga Ramadhan dimuliakan dengan diturunkan Al-Qur’an di dalamnya. Melalui Al-Qur’anlah ALLAH Swt, mengajak berdialog kepada hamba-hamba-Nya.

5. Berhalaqah di Masjid.
Berhalaqah di masjid sampai matahari terbit (syuruq). Adalah Rasulullah Saw, apabila shalat shubuh beliau tetap duduk di tempat shalatnya hingga matahari terbitnya (HR. Muslim).

Anas bin Malik ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Siapa shalat shubuh berjamaah, lalu duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu shalat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi).

Keutamaan ini berlaku pada semua hari, tidak hanya di hari di bulan Ramadhan. Lalu bagaimana kalau itu dikerjakan di bulan Ramadhan? Maka selayaknya kita bersemangat menggapainya dengan tidur di malam hari, meneladani orang-orang shaleh yang bangun di akhirnya (sepertiga malam) untuk shalat malam/tahajjud, menundukkan nafsu untuk tunduk kepada ALLAH Swt dan bersemangat untuk menggapai derajat yang tinggi di surga.

6. I’tikaf.
Rasulullah Saw senantiasa ber’itikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari. Bahkan pada tahun beliau wafat, beliau beri’tikaf selama 20 hari. (HR. Bukhari dan Muslim).

I’tikaf merupakan ibadah yang berkumpul padanya bermacam-macam ketaatan; berupa tilawah, shalat, zikir, doa dan lainnya. Bagi orang yang belum pernah melaksanakannya, I’tikaf dirasa sangat berat. Namun pastinya ia akan mudah bagi siapa yang ALLAH Swt mudahkan.

7. Umrah pada bulan Ramadhan.
Bila ada rezeki lebih dan waktu luang tersedia untuk menunaikannya, betapa indah dan spesial. Mengingat Rasulullah Saw menyatakan, “Umrah pada bulan Ramadhan menyerupai haji, demikian Sabda Nabi Muhammad Saw.” (HR. Bukhari dan Muslim).

8. Menghidupkan Lailatul Qadar.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (al-Qadar [97] : 1-3).

Rasulullah Saw bersabda, “Dan siapa shalat pada Lailatul Qadar didasari iman dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

9. Memperbanyak Zikir, Doa, dan Istighfar.
Sesungguhnya malam dan siang Ramadhan adalah waktu-waktu yang mulia dan utama, maka manfaatkanlah dengan memperbanyak zikir dan doa, khususnya pada waktu-waktu istijabah doa, diantaranya:

a. Saat berbuka, karena seorang yang berpuasa saat ia berbuka memiliki doa yang tak ditolak;

b. Sepertiga malam terakhir saat ALLAH Swt turun ke langit dunia dan berfirman, “Adakah orang yang meminta, pasti Aku beri. Adakah orang beristighfar, pasti Aku ampuni dia.” (hadits Qudsi).

c. Beristighfar di waktu Sahur.
Allah Swt berfirman, “Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (adz-Dzariyat [51]: 18)

Ya Allah ya Tuhan kami, hiasilah hati kami dengan kesenangan ibadah, kemuliaan akhlak dan tetap semangat menggapai Ramadhan-Mu. Aamiin.

SubhanakAllahuma wabihamdika, asyhadu alla ilaha ila Anta, astaghfiruka wa atubu ilaih

Tuesday, March 4, 2014

Kenapa Harus Berwudhu?

menjaga wudhu

Maaf pak ustad, mengapa pak ustad selalu menganjurkan berwudhu sebelum tidur, adakah dasarnya dan apa keistimewaannya?

SubhanAllah tentu sahabatku, tiada kebahagiaan kecuali hidup dalam Sunnah Nabi Muhammad SAW. Diantaranya "Almutathohhiriin" KECINTAAN ALLAH kepada hambaNya yang selalu menjaga kesucian dirinya, diantara selalu berwudhu, kemudian ajakan Rasulullah, “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan shalat” (HR. Bukahri dan Muslim).

Dalam hadist lain, “Barangsiapa tidur dimalam hari dalam keadaan suci (berwudhu’) maka Malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap ‘Ya Allah ampunilah hambaMu si fulan, kerana ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci" (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar r.a.).

Selamat tidur bahagia dalam Sunnah Rasulullah, sahabatku tercinta.

Tuesday, February 18, 2014

Hati Tercelup Cinta

hati tercelup cinta

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu..

SubhanAllah sahabatku tercinta, Semoga kalian tetap menikmati suasana indahnya sholat malam dan istighfar di setiap saat...aamiin.

Mari kita renungi nasehat ulama dalam kitab Tanbihul Ghofilin menjelang sholat subuh ini. Diantara tanda hamba Allah yang hati tercelup dalam "shibaghotullah" cinta kepada Allah, ada tujuh :

1. Apabila disebut nama ALLAH, hati bergetar rindu padaNya,
2. Apabila dipuji dirinya, ia merasa hina,
3. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah, ia tertunduk lalu mengambil pelajaran,
4. Apabila muncul keinginan untuk bermaksiat, ia segera ingat kematian yang mendekat,
5. Apabila disebutkan ampunan Allah, ia sangat gembira,
6. Apabila malam telah tiba, ia sangat bahagia karena senangnya BERLAMA-LAMA SUJUD DIHADAPANNYA DIPENGHUJUNG MALAMNYA (Shalat Tahajud),
7. Apabila ingat dosanya, ia segera beristighfar.

Aminkan doa dipenghujung malam ini sahabatku..

Allahumma ya Allah tanamkan di hati hamba perasaan selalu rindu kepadaMu, Allahumma ya Allah ingatkanlah selalu hamba tentang dahsyatnya hari akhiratMu agar hamba tidak tertipu dengan kesenangan dunia sesaat ini, Allahumma ya Allah Penguasa hati, tetapkanlah hati hamba dalam taqwa dan istiqomah dijalanMu...aamiin.