Monday, June 30, 2014

Perkara yang Mengurangi / Menghancurkan Nilai Puasa

Happy_Ramadhan

Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wa barkaatuhu..

Sahabatku mari kita simak wasiat Rasulullah agar puasa kita tidak sia sia, "Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak memerlukan ia meninggalkan makan dan minumnya", dalam riwayat lain, "Betapa banyak diantara manusia yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan hasil dari puasanya kecuali lapar dan haus” (HR Bukhori Muslim).

Sahabatku, inilah diantara perkara yang mengurangi bahkan menghancurkan NILAI PUASA kecuali hanya lapar haus:

1. Dusta,
Baca : Bahaya Dusta

2. Gossip,

3. Marah,
Baca : Bahaya Marah

4. Sumpah Palsu,
5. Mencaci,

6. Melihat dengan Syahwat,
7. Berkata Kotor,
Baca : Bahaya Berkata Kotor

8. Tidak Sholat,
9. Memfitnah, dan sebagainya segala bentuk ma'siyat.
Baca : Bahaya Penyebar Fitnah

"Semoga Allah bimbing kita semua meraih puasa yang diterima oleh Allah...aamiin".

Mohon sebarkan hikmah ini agar semua ibadah sahabat kita diterima Allah, dan jangan lupa sebelum rehat malam ini berwudhu, berdoa, berzikir sampai tertidur dan berazam sholat malam sebelum sahur.

Sunday, June 8, 2014

Meraih Mulia, Gelar Janda tak selamanya dibenci Allah

muslimah1
Bismillahirrohmanirrohim,

Hap... Kulangkahkan kakiku agak berjinjit melewati sedikit rongga antara busway dengan koridor sambil kuucapkan "Subhanalladzii sakhhorolana haadza wama kunna lahu mukriniin".

Sejenak kulayangkan pandanganku mengelilingi seisi bus, berburu tempat duduk yang kosong. Alhamdulillah, kudapatkan tempat duduk di deretan bangku dibelakang bang sopir. Sejenak bibirku sibuk komat-kamit menghafal surah Al Kahfi sedikit mengamalkan sunnah di hari Jum'at.

Baru kusadari, ternyata ibu yang duduk di sampingku mengamatiku dari tadi. Itu pun baru kusadari setelah sang ibu menyapaku dengan pertanyaan yang membuatku sedikit manyun.
 
"Mbak... Baca mantra apa mbak?"

"Eh... Anu bu, bukan baca mantra, tapi baru ngapalin surah Al Kahfi" kujawab sambil cengar-cengir.
 
"Ooooo... Kirain baca mantra, berangkat ngantor mbak?" Tanya sang ibu kembali.
 
"Iya bu" kujawab singkat.
 
"Kok sendirian mbak? Suaminya beda kantor ya?" Sang ibu bertanya lagi sambil menatapku dari atas sampai bawah.

"Maaf bu, saya single, saya janda" ku jawab lirih.

"Janda mbak? Masak jilbabnya besar bisa jadi janda? Kok bisa bercerai sih mbak?" Tanya sang ibu agak ketus. Seolah-olah aneh banget kalau ada janda berjilbab besar. Belum sempat kujelaskan sebab jandaku karena suamiku telah meninggal dunia, bukan karena cerai, ee... ibu itu keburu turun dari busway.
 
Alhamdulillah busway yang ku naiki telah sampai. Hup... Alhamdulillah... Kulangkahkan kakiku keluar dari busway dengan membawa pertanyaan yang belum pernah ku pikirkan. Tiba-tiba otakku membuat skema matematis atas respon negatif dari ibu penumpang busway tadi.

"Cerai hukumnya kan boleh tapi dibenci Allah. Cerai sesuatu yang dibenci Allah. Berarti kalau ada seseorang yang bercerai berarti melakukan sesuatu yang nggak baik kan, karena melakukan perbuatan yang dibenci Allah. Berarti bener ibu tadi dong yang menganggap aneh disaat melihatku yang berkerudung besar tapi menyandang predikat JANDA." Iya... ya.. Aku kok baru mikir sampai ke sana ya?

***

Alhamdulillah, selesai juga tugas kerjaku hari ini. Kusandarkan badanku di kursi yang sudah tiga tahun ini setia menemani hati-hariku. Kaku terasa leher ini, mata terasa berat dan badan rasanya habis digebukin seisi kantor (terlalu lebay ya...).

Tapi serius, badanku memang capek banget. ASTAGHFIRULLOH... Spontan aku berteriak saat ada tangan yang meraba pundakku. Ee... ternyata tangan sahabatku Fatimah.

"Kaget banget aku... Untung jantung ku nggak copot" aku nyeletuk ketus sambil mencubit tangan Fatimah".

"Hayo... Ngelamunin apa...?" Ledek Fatimah.

"Nanti malam ada acara enggak?"

"E... Kasih tahu enggak ya..." Jawab ku menggoda.

"Nanti ba'da Isya' ikut aku yok..." Ajak Fatimah.

"Mau kemana? Sorry kalau jalan-jalan lho..." Jawabku

"Insya Allah nanti malam ikut aku ndatengin kajian di Masjid Mujahidin yok, biyar enak Insya Allah nanti aku jemput jam 06.30 ya...

"Oke cantik..." Sambil ku tarik hidung Fatimah"

SubhanAllah... di Masjid sudah banyak jama'ah yang hadir. Setelah sholat Isya' berjama'ah kajian dimulai. Katanya sih yang ngisi Ustadz Abu Azka.
 
"Set....set... Materinya apa sih?" Ku colek Fatimah yang lagi asik melipat mukenanya.

"Sabar noon... ku buka jadwal kajian dulu ya..., kalau ustadz Abu Azka biasanya kalau nggak Aqidah ya masalah-masalah hidup kita gitu... " Jawab Fatimah sambil membolak-balik buku agendanya.

Belum sempat Fatimah memberikan jawaban ternyata sudah terdengar suara salam dari moderator pertanda kajian akan dimulai. Para muslimah tidak bisa melihat pemateri karena di depan terbentang kain berwarna hijau sebagai pembatas antara Ikhwan dan akhwat.

Tak terasa waktu satu jam sudah berlalu. Telingaku sibuk mengikuti alur untaian ilmu yang kudengar.

Sampai satu kalimat yang membuatku tanpa sadar manggut-manggut sendiri. Saat sang ustadz menjelaskan "Ayuhal ikhwah.. Segala apapun kejadian-kejadian yang kita alami dalam hidup ini pastilah sudah ada ketetapan hukum dari Allah. Namun ketetapan hukum itu akan mengikuti kehidupan kita atas realita yang terjadi. Maka seorang Muslim haruslah pandai memahami realita masalah yang terjadi, sehingga tepat dalam mengistimbat (menyimpulkan) hukumnya.

Contoh.. Menikah pada hukum dasarnya adalah sunnah, namun bila ada seorang anak kecil baru kelas satu SD minta dinikahkan. Dalam kasus ini hukum nikah akan berubah menjadi haram. (Mendengar kalimat itu, Fatimah kulirih cengar-cengir).

Pun demikian dalam masalah cerai. Hukum asalnya yaitu diperbolehkan oleh Allah namun dibenci. Hukum cerai pun bisa berubah menjadi wajib dikala salah satu pasangan berpindah agama atau terang-terangan menolak hukum Allah dan Rasulullah-Nya. Karena bila pernikahan itu dipertahankan akan membahayakan iman pasangannya. Ini merupakan syari'at Allah yang mengajarkan kepada kita untuk mencintai Allah dan RasulNya jauh diatas kecintaan pada yang lainnya."

Tiba-tiba ada suara seorang jama'ah nyeletuk "Berarti ada seorang yang bercerai tapi mendapatkan kemuliaan dihadapan Allah tadz?"

Kemudian ustadz menjawab "Iya, dikala pilihan bercerai ya atas dasar karena ingin menyelamatkan iman, bukan karena kepentingan nafsu atau dunia semata".

SubhanAllah... Terjawab pertanyaan ku siang tadi. Berarti tidak semua terjadinya perceraian dibenci oleh Allah, bahkan ada perceraian yang mendapatkan kemuliaan disisi Allah bila syari'atlah yang menjadi pertimbangan.

Tak terasa satu setengah jam berlalu. "Kalau ada kajian kayak gini aku diajak lagi ya..." Pintaku pada Fatimah sambil keluar dari Masjid.

"Siap bos..." Jawab Fatimah agak genit.

"Ya Allah... Indah dan sempurnanya syari'at yang telah Engkau berikan lewat nabiMu yang mulia.


Sumber : voa-islam.com

Monday, June 2, 2014

Monica, Aktris India yang Kembali Pada Islam

monica-aktris-india-yang-menjadi-mualaf

SALAM DAKWAH -- KAIRO –- Aktris muda terkenal India, Monica telah memutuskan untuk meninggalkan kehidupan masa lampaunya dan memilih kembali ke Islam. Ia memakai jilbab dan memutuskan keluar dari industri film.

"Saya beralih kepada Islam bukan karena alasan cinta atau uang,” katanya sebagaimana dikutip Muslim Mirror, Ahad (1/6).

Alasan memilih Islam, lanjut dia, sebab ia menyukai dan merasa nyaman dengan prinsip-prinsip Islam. Meski begitu, keputusannya untuk meninggalkan industri perfilman sempat membuatnya merasa kehilangan, namun ia bertekad untuk tidak mengubah pikirannya.

Sebagaimana dilansir media di India, keputusan Monica diumumkan saat konferensi pers pada hari Jumat di mana ia merilis foto yang menunjukkan dirinya mengenakan kostum sederhana tradisional dengan jilbab. Ia pun tidak mengungkapkan alasan lebih lanjut terkait keputusannya bergabung dengan agama yang perkembangannya tercepat di seluruh dunia itu. Selain itu, Monica juga mengubah namanya menjadi MG Rahima.

Monica memulai kariernya sebagai artis anak-anak di Tamil bioskop dan telah bermain di lebih dari 50 film. Wajahnya juga sempat menghiasi industri film di India Selatan seperti Telugu, Malayalam dan Kannada.

Monica memenangkan Tamil Nadu Negara Award sebagai aktor anak terbaik untuk penampilannya dalam Vijaykanth, film yang juga dibintangi En Aasai Machan yang dikenal untuk beberapa film Tamil seperti Azhagi, IMSAI Arasan 23m Pulakesi dan Silandhi.

Pada tahun 2001, Monica telah mengubah namanya menjadi Paravana untuk industri film Malayalam. Aktris ini terakhir tampil dalam film Tamil Jannal Oram yang dirilis pada November 2013 lalu.

Monica bukanlah selebriti India pertama yang memeluk Islam tahun ini. Sebelumnya pada Februari, musisi AR Rahman dan Yuvan Shankar Raja telah mengambil keputusan yang sama untuk menjadi muallaf. Ada sekitar 180 juta Muslim di India yang berpenduduk mayoritas Hindu.


Sunday, May 18, 2014

Berjabatan Tangan Menggugurkan Dosa

berjabatan tangan menggugurkan dosa

SubhanAllah walhamdulillah sahabat sholehku,

inilah "amila qoliilan wa ujiro katsiron" amalnya ringan tetapi ganjarannya sangat besar. Abang yaqin kalian sangat ingin tahu amal inikan?

Simaklah nasehat RASULULLAH, "Bila seorang muslim bertemu dengan saudaranya sesama muslim, lalu menjabat tangannnya, maka dosa keduanya akan berguguran sebagaimana daun-daun yang berguguran dari sebatang pohon yang kering pada hari ketika terjadi angin ribut. Jika tidak maka keduanya akan diampuni meskipun dosa mereka sebanyak buih di lautan (HR Thabrani).

SUBHANALLAH, indahkan Islam itu sahabat sholehku, kini saatnya tidak lagi menganggap biasa jabat tangan apalagi sampai meremehkan!

Ya Allah, Hiasilah hati kami dengan Ridho dan Berkah-Mu. Aamin.

Wednesday, March 12, 2014

Menyambut Malam Kemuliaan

marhaban ya ramadhan

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu..

Malam Kemuliaan (Lailatul Qadar), seperti kita ketahui adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Maha Benar Allah ketika menyebutkan bahwa tamu agung Ramadhan hanyalah ayyaam ma’dudaat (beberapa hari yang telah ditentukan) cepat dan singkat, namun Ramadhan tetap berisikan kemuliaan dan keberkahan.

Kalangan ulama tafsir banyak yang menafsirkan ayat sumpah Allah dalam surat al-Fajr, bahwa layalin ‘asyr (dan demi malam yang sepuluh) maksudnya adalah malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Walaupun banyak pula yang menafsirkan maksudnya adalah sepuluh malam bulan Dzulhijjah, dan ada pula yang mengatakan sepuluh hari pertama bulan Muharram. Semua penafsiran bisa jadi benar, karena masing-masing mempunyai dalil-dalil yang mendukung.

Pada hari-hari terakhir ini baginda Nabi Muhammad Saw bersiaga penuh mengisi malam-malamnya. Sampai-sampai beliau mengasingkan diri dari istri-istrinya, beri’tikaf di dalam masjid, beribadah dan bermunajat kepada ALLAH Swt sebagai kesempatan akhir “ngalap berkah” bulan Ramadhan. Tak heran seperti diriwayatkan oleh istri beliau, Sayyidah Aisyah ra bahwa Rasulullah Saw bersungguh-sungguh dalam beribadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan yang tidak dilakukannya pada bulan-bulan yang lain.

Mengapa Nabi Muhammad Saw mendorong umatnya untuk melipat gandakan ibadah dalam waktu tersebut?

Jawabnya singkat, karena pada malam-malam bulan Ramadhan tersebut, terutama pada malam-malam yang ganjil terdapat Lailatul Qadar. Malam yang sangat istimewa dan semua orang berlomba memburunya, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagai bonus hadiah Ilahi bagi orang yang ikhlas mengabdi kepada-Nya.

Lailatul Qadar ibarat benda elok yang sangat indah namun langka. Tak heran bukan perkara yang mudah untuk meraihnya, karena mahal harga belinya. Malam kemuliaan tersebut hanya dapat dibeli dengan pengorbanan jiwa raga, dengan amalan-amalan ibadah yang telah dituntun Nabi Muhammad Saw seperti Qiyamul lail (shalat tahajjud), berpuasa sesuai syar’i, tilawah dan tadarus Al-Qur’an dengan tadabbur, berdoa, dzikir, memperbanyak istighfar, muhasabah diri, perbanyak sedekah serta amalan ma’ruf lainnya untuk diri sendiri, keluarga dan masyrakat pada umumnya.

Kenapa kehadiran Lailatul Qadar dirahasiakan?

Karena sesuatu yang mahal dan langka tentu dirahasiakan dan tidak diobral. Agar umat bersemangat untuk memburunya, dan agar ibadah tidak hanya dilakukan pada waktu tertentu saja, namun pengabdian haruslah langgeng terus dilakukan selama hayat masih di kandung badan.

Merugilah kita yang luput dari peningkatan ibadah pada injury time Ramadhan ini. Kebahagiaan mukmin sebenarnya bukan hanya karena mendapatkan bonus pahala Lailatul Qadar dan sejenisnya, namun kebahagiaan mukmin adalah saat dirinya mengabdi, mohon ampun, berserah dan tunduk kepada pencipta-Nya, karena itulah nikmat terbesar yang tiada taranya.

Allahumma ya Allah yang Menguasai setiap hati dan keadaan, tetapkanlah hati kami dalam kelezatan iman, kemuliaan akhlak dan ketaatan beribadah kepadaMu...aamiin,

SubhanakAllahuma wabihamdika, asyhadu alla ilaha ila Anta, astaghfiruka wa atubu ilaih

Untuk Sebuah Tropi Sang Juara

pemenang
SALAM DAKWAH – Secara teoritis, boleh jadi sebagian besar dari kita telah mengetahui dengan baik keagungan sepanjang bulan Ramadhan. Namun kebanyakan dari kita, tidak cukup bisa menerjemahkan dalam praktiknya. Jujurlah kita akui bahwa kita masih jauh panggang dari api. Kita sering lari sekencang-kencangnya di awal Ramadhan bak seorang sprinter. Namun dipertengahan Ramadhan kita sudah kelelahan atau bahkan kehabisan tenaga. Dan diakhir Ramadhan, justru kita tidak lagi ingat dengan perlombaan yang sedang kita ikuti ini. Kita justru disibukkan dengan urusan mudik, THR, pakaian baru, aneka makanan untuk lebaran dan lain sebagainya. Entahlah apakah kita berujung di garis finish. Tapi hal yang pasti kita tidak bakal naik ke podium sebagai Sang Juara.

Rasulullah Saw sejak pertama kali disyariatkan puasa Ramadhan telah memberi keteladanan (uswah) bagaimana cara memaksimalkan bulan penuh berkah ini. Pada sepuluh akhir (‘asyrul awakhir) beliau berlari begitu kencang. Segenap waktu, pikiran, dan tenaganya dikonsentrasikan untuk menyentuh garis finish yang terbaik. Beliau tinggalkan seluruh urusan yang tidak ada kaitannya dengan ibadah dan peningkatan amal kebaikan. Beliau fokus dan total taqarrub kepada ALLAH Swt. Semua bentuk ibadah ditingkatkan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Semua itu demi menyabet sebuah Tropi Sang Juara, manusia takwa di sisi-Nya.

Dalam hal menghidupkan malam, maka Rasulullah Saw adalah yang selalu meningkat kualitasnya. Sahabat Hudzaifah bin Yaman pernah bermakmum shalat malam di luar Ramadhan. Dalam rakaat pertama shalat malam, beliau membaca tiga surah sekaligus; al-Baqarah, an-Nisa, dan Ali Imran. Artinya dalam satu rakaat beliau membaca 5 juz lebih (seperti diriwayatkan oleh imam Muslim). Itu di luar Ramadhan. Bagaimana kiranya di bulan penuh keagungan ini, beliau menambah lipatan ibadah shalat malamnya. Terlebih lagi di sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Sekali lagi, untuk sebuah tropi sang juara maka mutlaklah seseorang bersungguh-sungguh dalam ibadah; shalat tarawih dan witir harus lebih lama, bacaan Al-Qur’an juga harus lebih banyak, zikir dan istighfar pun diperhebat lagi. Tentu disertai dengan muhasabah diri.

Sahabatku yang dirahmati ALLAH, kita belum sama sekali terlambat. Perlombaan sesungguhnya kembali segera kita mulai. Bersiaplah, ambil ancang-ancang, lari sekencang-kencangnya di putaran akhir nanti, dan tataplah garis finish. Bertekadlah menjadi Sang Juara agar ALLAH Swt menyematkan tropi “takwa” kepada kita semua.

Allahumma ya Allah yang Menguasai setiap hati dan keadaan, tetapkanlah hati kami dalam kelezatan iman dan ketaatan kepadaMu...aamiin,

Friday, March 7, 2014

Jangan Tunda Kesempatan

serpihan waktu

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu..

Sahabatku, hidup di dunia ini adalah kesempatan satu satunya dan terakhir kalinya. Sungguh setiap detik yang berlalu tidak akan pernah mampu kita ulangi lagi. Padahal kita akan hidup di akhirat selama lamanya, dan waktu untuk mengumpulkan bekal di akhirat terlalu sebentar, Lantas bisa kah main main?

Sahabatku, sekali gagal dalam kesempatan ini maka akan gagal selamanya. Ingat, bahwa menyesal di akhirat tidak ada gunanya. Kalau ingin menyesal, sekarang mumpung hidup masih ada. Karenanya patuhi Allah segera, jangan lambat, karena kematian selalu datang secara tiba tiba!

Jangan lupa sebelum tidur berwudhu, berdoa, berzikir dan berazam untuk sholat malam. Dari sahabatmu yang merindukan diri ini dan kalian bahagia hidup dalam taat.

SubhanakAllahuma wabihamdika, asyhadu alla ilaha ila Anta, astaghfiruka wa atubu ilaih

Amalan Hebat Ramadhan

amalan hebat Ramadhan

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu..

Sahabat shalehku yang dirahmati ALLAH, sebagai bulan bertabur kebaikan dan keberkahan, saatnya dengan penuh keikhlasan dan atas dasar iman, hidupi Ramadhan dengan amalan-amalan berikut ini :

1. Shiyam (Puasa).
Rasulullah Saw bersabda, “Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat.”

Allah Swt berfirman, “Kecuali puasa, sungguh dia bagian-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, karena (orang yang berpuasa) dia telah meninggalkan syahwatnya dan makannya karena Aku.”

Disebut dalam hadits lain, “Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; gembira ketika berbuka puasa dan gembira ketika berjumpa Tuhannya dengan puasanya.”

Hadits lain menegaskan, “Dan sesungguhnya bau tidak sedap mulutnya lebih wangi di sisi Allah daripada bau minyak kesturi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Qiyamu Ramadhan, yaitu shalat malam atau shalat tarawih.
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Siapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Allah Swt berfirman, “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (al-Furqan [25] : 63-64).

3. Sedekah.
Rasulullah adalah manusia paling dermawan, dan beliau lebih dermawan saat berada di bulan Ramadhan. Beliau menjadi lebih pemurah dengan kebaikan daripada angin yang berhembus dengan lembut.

Beliau bersabda, “Sedekah yang paling utama adalah sedekah pada bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi)

4. Taddabur Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah mukjizat yang Allah jaga hingga hari kiamat. Sudah selayaknyalah kita bersungguh-sungguh dalam membaca, mengkaji, dan mengamalkan kandungan isi dari Al-Qur’an.

Ramadhan dan Al-Qur’an merupakan pasangan yang erat dimuliakan. Al-Qur’an dimuliakan dengan diturunkan pada bulan Ramadhan, juga Ramadhan dimuliakan dengan diturunkan Al-Qur’an di dalamnya. Melalui Al-Qur’anlah ALLAH Swt, mengajak berdialog kepada hamba-hamba-Nya.

5. Berhalaqah di Masjid.
Berhalaqah di masjid sampai matahari terbit (syuruq). Adalah Rasulullah Saw, apabila shalat shubuh beliau tetap duduk di tempat shalatnya hingga matahari terbitnya (HR. Muslim).

Anas bin Malik ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Siapa shalat shubuh berjamaah, lalu duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu shalat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi).

Keutamaan ini berlaku pada semua hari, tidak hanya di hari di bulan Ramadhan. Lalu bagaimana kalau itu dikerjakan di bulan Ramadhan? Maka selayaknya kita bersemangat menggapainya dengan tidur di malam hari, meneladani orang-orang shaleh yang bangun di akhirnya (sepertiga malam) untuk shalat malam/tahajjud, menundukkan nafsu untuk tunduk kepada ALLAH Swt dan bersemangat untuk menggapai derajat yang tinggi di surga.

6. I’tikaf.
Rasulullah Saw senantiasa ber’itikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari. Bahkan pada tahun beliau wafat, beliau beri’tikaf selama 20 hari. (HR. Bukhari dan Muslim).

I’tikaf merupakan ibadah yang berkumpul padanya bermacam-macam ketaatan; berupa tilawah, shalat, zikir, doa dan lainnya. Bagi orang yang belum pernah melaksanakannya, I’tikaf dirasa sangat berat. Namun pastinya ia akan mudah bagi siapa yang ALLAH Swt mudahkan.

7. Umrah pada bulan Ramadhan.
Bila ada rezeki lebih dan waktu luang tersedia untuk menunaikannya, betapa indah dan spesial. Mengingat Rasulullah Saw menyatakan, “Umrah pada bulan Ramadhan menyerupai haji, demikian Sabda Nabi Muhammad Saw.” (HR. Bukhari dan Muslim).

8. Menghidupkan Lailatul Qadar.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (al-Qadar [97] : 1-3).

Rasulullah Saw bersabda, “Dan siapa shalat pada Lailatul Qadar didasari iman dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

9. Memperbanyak Zikir, Doa, dan Istighfar.
Sesungguhnya malam dan siang Ramadhan adalah waktu-waktu yang mulia dan utama, maka manfaatkanlah dengan memperbanyak zikir dan doa, khususnya pada waktu-waktu istijabah doa, diantaranya:

a. Saat berbuka, karena seorang yang berpuasa saat ia berbuka memiliki doa yang tak ditolak;

b. Sepertiga malam terakhir saat ALLAH Swt turun ke langit dunia dan berfirman, “Adakah orang yang meminta, pasti Aku beri. Adakah orang beristighfar, pasti Aku ampuni dia.” (hadits Qudsi).

c. Beristighfar di waktu Sahur.
Allah Swt berfirman, “Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (adz-Dzariyat [51]: 18)

Ya Allah ya Tuhan kami, hiasilah hati kami dengan kesenangan ibadah, kemuliaan akhlak dan tetap semangat menggapai Ramadhan-Mu. Aamiin.

SubhanakAllahuma wabihamdika, asyhadu alla ilaha ila Anta, astaghfiruka wa atubu ilaih